Sunday 19 November 2017

Arti Sebuah Blangkon

Arti Sebuah Blangkon

Foto di Kampus Lipia Jakarta 


Pagi yang indah nan begitu cerah...
Sayapun berjalan menuju tempat di mana saya menuntut ilmu, yaitu kampus Lipia tercinta...

Dan tak lupa pula memakai blangkon yg biasa saya kenakan ketika kuliah,karena saya bangga menjadi pribumi yg kaya akan budaya...

Sampailah di depan gerbang kampus Lipia, para satpam pun menyambut dengan penuh canda tawa, padahal tidak biasanya mereka seperti itu...

Hallo Pak lurah kata seorang satpam...
Hallo Pak Dalang kata seorang satpam juga...
Sayapun tertawa dan kujabat tangan mereka satu persatu...

Karena tinggal beberapa menit mulai masuk dan belajar Sayapun langsung menuju kelas, Alhamdulillah para sahabat tercinta juga sudah menyiapkan diri untuk menerima ilmu dari Syaikh...

Belpun telah berbunyi, maka datanglah Syaikh yg kami cintai  dengan wajah berseri-seri dan penuh semangat, beliau adalah dosen Saudi dan mengajar Madah Fiqh...

Assalamualaikum kata beliau, kamipun tentu menjawab Waalaikumusslam warahmatullah wabarakatuh...

Masyaallah ya Waladii kata beliau, kata sapaan yg beliau gunakan untuk memanggil atau berintraksi kepada para mahasiswa...
Beliaupun tertuju ke saya, teman-teman yang lainpun otomatis juga tertuju ke saya...

Ternyata eh ternyata...
Beliau ta'adjjub bukan karena melihat saya ganteng bukan juga karena saya keren hehehehe

Tapi mungkin karena saya tampil dengan tampilan yg beda dengan mahasiswa lainnya, rambut gondrong pakai blangkon...
Seperti pendekar Arya Kamandanu atau brama kumbara kata orang hehe...

Kemudian Syaikhpun bertanya :
Maa Hadza ya Waladii? Sayapun menjelaskan tentang apa itu blangkon, karena beliau penasaran sayapun di suruh maju ke depan oleh beliau...

Kemudian Syaikhpun menjelaskan ini blangkon seperti punya Rasulullah, dan rambutmu seperti rambut Rasulullah kata Syaikh sambil bercanda dan tertawalah semua yg hadir...

Kata Syaikh lagi kalau begitu anta Rasulullah, Sayapun menjawab naam Syaikh Ana rasulullah Lihadzihil ummah...

Kemudian Syaikh bertanya kepada kita semua boleh tidak kita mengatakan Bahwasanya kita Rasulullah?

Kemudian syaikhpun meminjam blangkon saya dan mencobanya untuk beberapa saat...
Terus Kita pun mengatakan jamil jamil jamil....

Ternyata orang Arab juga cocok menggunakan blangkon...
Bagaimana dengan kita, tentu bangga dong jadi pribumi...

Kemudian mulailah kita menyelam kedalam keindahan ilmu bersama beliau dosen yg telah banyak mentransfer ilmu kepada kita...

Ini hanya sepenggal cerita salah satu keunikan belajar di Lipia Jakarta Indonesia.
Jazaakumullah khoiron Syaikh ...

Penulis : Chairy Syeikh ( Owner Donat Imut Kudus)

No comments:

Post a Comment

Si Buah Hati

Di antara titipan Allah Azza wa Jalla yang menjadi ujian kehidupan bagi seorang Mukmin dan Mukminah adalah anak, “Si buah hati”. Ia hadir...